Ketua komunitas Syiah Sampang Ali Murtadha alias Tajul Muluk (Kiri) bersama kakaknya Aklil Al-Milali (kanan) ketika memberikan testimoni kasus penyerangan kaum syiah di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Senin (02/01). TEMPO/Fatkhurrohman Taufiq
"Perselisihan dengan adik saya dimulai 2009 lalu, memang masalah perempuan. Pacar atau tunangan dia saya ambil," kata Tajul Muluk ketika memberikan keterangan pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, Jalan Kidal Surabaya, sore tadi, 2 Januari 2012.
Menurut Tajul, adiknya memang tak bisa menerima pacarnya dia ambil. "Padahal kan itu biasa, saat itu kan belum dinikahi," ujar dia. Perselisihan inilah yang menurut dia memperuncing akar masalah yang terjadi di Sampang.
Tajul menambahkan, ketegangan antara Syiah dan Sunni di daerahnya dimulai sekitar tahun 2004 silam. Saat itu, entah asalnya dari mana, terjadi provokasi kepada masyarakat sekitar yang menyatakan Syiah sesat. Puncaknya, pada 2006, sekitar lima ribu warga dari tiga kecamatan di sekitar itu berunjuk rasa dan minta aktivitas Pesantren Misbachul Huda yang diasuh Tajul dihentikan.
Saat unjuk rasa itu, tambah Tajul, ia dipaksa oleh polisi untuk menandatangani kesepakatan yang berisi tak akan mengajarkan aliran Syiah di sekitar daerah itu. "Saya sebenarnya tidak mau tanda tangan, tapi dipaksa dengan dalih untuk menenangkan warga, nanti polisi berjanji akan memperbolehkan lagi Syiah diajarkan," ujar dia.
Dan sejak saat itulah, hampir tiap tahun, keberadaan komunitas Syiah di kawasan itu selalu diusik oleh warga sekitar. Apalagi setelah ada perselisihan antara Tajul dan Roisul Hukama. Perselisihan antara Syiah dan Sunni di Sampang ini pun sebenarnya pernah didamaikan oleh Komnas HAM pada 28 Oktober 2011 lalu. Saat itu Komnas HAM telah mempertemukan Tajul dan Roisul Hukama di Hotel Santika Jemursari, Surabaya, untuk menandatangani kesepakatan perdamaian.
Iklil al Milal bin Makmun, kakak kandung dari Tajul dan Roisul Hukama, membenarkan masalah perempuan ini. Menurut dia, dua adiknya itu memang mendirikan dua pesantren berbeda. Meski berbeda, kedua pesantren ini cukup dekat karena hanya berjarak tak lebih dari 500 meter dan sama-sama berada di Dusun Nang Kernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang.
"Semula tidak masalah, dan puncaknya seorang santri putri Roisul itu mungkin akan dinikahi oleh Rois, tahu-tahu diambil oleh Tajul," kata Iklil. Diambil, tambah dia, bukan untuk dinikahi oleh Tajul sendiri, melainkan dinikahkan dengan seorang santri pria dari Tajul.
Meski ada perselisihan tersebut, sejak 28 Oktober 2011, dengan bantuan Komnas HAM sebenarnya mereka telah dipersatukan dan kedua belah pihak merasa tidak ada masalah lagi, hingga akhirnya ada aksi pembakaran yang terjadi beberapa waktu lalu.
Iklil menambahkan, kaum Syiah di Sampang tersebar di dua dusun, yaitu Dusun Gading Laok, Desa Blu'uran, dan Dusun Nang Kernang, Desa Karang Gayam. Keduanya berada di Kecamatan Omben, Sampang. Di dua dusun itu setidaknya terdapat 135 keluarga Syiah.
sumber
Jangan lupa di like...
@osserem Follow juga ya....
osserem 02 Jan, 2012-
Source: http://www.osserem.me/2012/01/kisah-rebutan-pacar-di-balik-pembakaran.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Incoming Search:
emas, penjualan, herbal, otomotif, lingkungan, lalu lintas, hiburan, terutama, alat, service, kehamilan, download, misalnya, batu, film, mobil, green, utama, kerja, perusahaan, perbankan, hewan, berbasis, kartu, syariah, akhir, peluang usaha, energi, internet, kerja, grup, musik, wanita, air, community, website, trading, versi, makanan, rumah, ponsel, indonesia, pendidikan, berita, bank, foto, home, bisnis online, minyak, media, lowongan, pengumuman, manajemen, th, usaha, video, photo, industri, pembuatan, murah affiliate, hotel, web, jual, online, ikan, industri, investasi, migas, lowongan kerja, bisnis, blog, list, tv, facebook, keluarga, global, internasional, bisnis internet, tanaman, forex, membutuhkan, penerbangan, mode, kesehatan, menara, wisata, desain, affiliate program, desain, teknologi, jasa, layanan, internet marketing, status facebook, jasa.
0 komentar:
Posting Komentar